Jumat, 04 Mei 2012

PAPAN DATA MADRASAH

Papan Data Sekolah merupakan media yang digunakan untuk memberikan informasi data keadministrasian yang dilakukan sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan  secara terbuka. Informasi yang diberikan sangat beragam sesuai sasaran pembaca/pengguna informasi. Misalnya Informasi Kompetensi Kepala Sekolah akan dipasang di Ruang Kepala Sekolah, Informasi Data Guru dan Pegawai , Informasi Kode Etik Guru dan lain-lain dipasang di ruang guru.
Secara umum berdasarkan sasaran/pengguna informasi papan data ditujukan untuk: 1. Pihak Internal Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Pegawai/Karyawan dan Siswa), 2. Pihak Eksternal (Orang Tua Siswa, Pengawas Sekolah, Dinas/Instansi lain, Asesor Akredirasi dan Masyarakat). Sedangkan secara spesifik pemasangan papan data sekolah dibagi berdasarkan ruangan sekolah, antara lain; Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Kantor, Ruang Kelas, Ruang OSIS, Ruang UKS, Lab. Komputer, Lab. Bahasa, Lab IPA dan lain-lain.
Papan informasi ini pada umumnya dipasang pada dinding sekolah, baik dalam ruangan maupun diluar ruang, disesuaikan dengan sasaran/pengguna informasi. Berikut contoh berbagai Format Papan Data yang sering dipasang oleh sekolah:

A. Ruang Kepala Sekolah
  1. Tugas Fungsi Pokok Kepala Sekolah
  2. Program Kinerja Kepala Sekolah
  3. Program Kerja Kepala Sekolah
  4. Program Kerja Tahunan
  5. Jadwal Kegiatan Kepala Sekolah
  6. Sosok Kompetensi Kepala Sekolah
  7. Struktur Organisasi Sekolah
B. Ruang Guru
  1. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah
  2. 10 Ciri Guru Profesional
  3. Kode Etik Guru
  4. Tata Tertib Guru Mengajar
  5. Indikator Kinerja Guru
  6. Kompetensi Wali Kelas
  7. Ciri Guru Profesional
  8. Data Guru dan Pegawai
C. Ruang Kantor
  1. Data Keadaan Siswa
  2. Kalender Pendidikan
  3. Jadwal Mata Pelajaran
  4. Kriteria Ketuntasan Minimal
  5. Analisa Kohort Siswa
  6. Data Internal Siswa
  7. Data Grafik Hasil Ujian
  8. dll
D. Ruang Kelas
  1. Data Administrasi Kelas
  2. Bank Data Kelas
  3. Absensi Kelas
  4. Data Inventaris Kelas
  5. Pahlawan-Pahlawan Indonesia
  6. Adat dan Budaya Daerah Indonesia
  7. dll
E. Luar Ruang
  1. Profil Visi Misi Sekolah
  2. Tata Tertib Sekolah
  3. Tumbuhkan Budaya Malu
  4. Pelaksanaan 10 K
  5. Transparansi Penggunaan Dana
  6. dll
F. Ruang Perpustakaan
  1. Tata Tertib Perpustakaan
  2. Struktur Organisasi Perpustakaan
  3. Program Kerja Perpustakaan
  4. Data Keadaan Buku Perpustakaan
  5. dll
G. dll

Selasa, 17 April 2012

Peresmian Gedung MIS BKM NURUL IMAN Desa Durian Kec.Pantai Labu.


Selamat Datang...

Bapak Wakil Bupati Deli Serdang
( H. ZAINUDDIN MARS )

Acara Peresmian Gedung MIS BKM Nurul Iman
 Desa Durian Kecamatan Pantai Labu
 Disambut Dengan Lantunan MARHABAN oleh Siswi - Siswi MIS BKM NURUL IMAN.


Sekapur Sirih Beserta Pinang
Dimakan di waktu Petang
Terima kasih dan Selamat Datang
Bapak Wakil Bupati Deli Serdang.

Kemudian di Sambut dengan TARI PERSEMBAHAN oleh siswi - siswi MIS BKM NURUL IMAN yang lain nya, dan sudah dipersiapkan untuk menyambut Bapak Wakil Bupati Deli Serdang Bapak H. Zainuddin Mars.







Nah.....ini dia..

Kemudian Bapak Wakil Bupati Deli Serdang Disambut dengan acara Tepung Tawar oleh Imam Mesjid Nurul Iman dan Masyarakat.






Kalau yang ini....

Bapak Wakil Bupati Deli Serdang sedang membuka " TABIR" sebagai tanda Peresmian Gedung MIS BKM NURUL IMAN

Selamat YO...






Seusai Peresmian Gedung, Fhoto Bareng Deh....


Sebelum kembali pulang, dan melanjutkan tugas Bapak Wakil Bupati Deli Serdang, menyempatkan diri berbincang - bincang dengan Guru - Guru MIS BKM NURUL IMAN dan Siswa - Siwa.
Terima Kasih ...Bapak Wakil Bupati Deli Serdang

ada Pantun lagi nih Pak...hehehe
Hendak Keladang, keladanglah Puan.
Injak - injak Batang Jerami.
Hendak pulang, pulang lah Tuan.
Ingat - ingat kami Disini.



Senin, 16 April 2012


TARI KREASI

Penampilan Siswi  MIS BKM NURUL IMAN Desa Durian Kec.Pantai Labu

acara Pagelaran Seni dan Kreasi

MIS BKM NURUL IMAN

Sabtu, 14 April 2012

Apa Pendidikan Karakter Itu ?

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan  harus berkarakter.
Menurut David Elkind & Freddy Sweet Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan  pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk  pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan   warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga   masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat    atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang  banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena  itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni  pendidikan nilai-nilai luhur   yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka  membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan  di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah  sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian  peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka  tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan  pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-negara barat, seperti: pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian  yang lain menyarankan penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri peserta didik.
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut.
Kofigurasi Karakter
Para pakar telah mengemukakan berbagai teori tentang pendidikan moral.  Menurut Hersh, et. al. (1980), di antara berbagai teori yang berkembang, ada enam teori yang banyak digunakan; yaitu: pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif, dan pendekatan perilaku sosial. Berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989)  mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni: pendekatan kognitif, pendekatan afektif, dan pendekatan perilaku. Klasifikasi didasarkan pada tiga unsur  moralitas, yang biasa menjadi tumpuan kajian psikologi, yakni:  perilaku, kognisi, dan afeksi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
=============
AKHMAD SUDRAJAT.
Sumber diambil dari:
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama .  Jakarta

Contoh Surat Aktif Melaksanakan Tugas


SURAT  KETERANGAN
Nomor : …………./ MI / DD / IX / 2011.



Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta ( MIS ) BKM Nurul Iman Desa Durian Kecamatan Pantai Labu.

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama                                        : NILAWATI.
N U P T K                                 : 4246766668300023.
Tempat / Tanggal Lahir              : Durian, 14 September 1988.
Jabatan                                     : Guru Kelas.
Tempat Tugas                           : MIS BKM Nurul Iman.
Alamat Tugas                            : Dusun VA Desa Durian Kec. Pantai Labu.

Adalah benar nama tersebut merupakan Guru Tetap di MIS BKM Nurul Iman Desa Durian kecamatan Pantai Labu dan Aktif melaksanakan tugas terhitung mulai tanggal 10 Juli 2007 sampai sekarang.
Demikian surat keterangan ini disampaikan, agar dapat dipergunakan seperlunya.




                                                                                                                 Desa Durian, 09  Juli 2011.
Kepala Madrasah,




AWALUDDIN. SPd.I
NIP : 19750620 200501 10 11.

NASKAH PILDACIL SISWA MIS BKM NURUL IMAN


1. Berbakti kepada Kedua Orangtua
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّهِ وَ بَرَكَاتُهُ
حَمْدًا وَ شُكْرًا لِلّهِ , صَلاَةً وَ سَلاَمًا دَائِمَيْنِ عَلَى رَسُوْلِ اللّهِ , أَمَّا بَعْد.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim kita wajib berbakti kepada ibu-bapak sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36:
Yang artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orangtua
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua orangtua kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat besar tiada terkira.
Saat hamil, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita, sementara bapak bekerja siang dan malam untuk kelahiran kita. Begitu pula saat lahir, mereka pun mencurahkan segala perhatian dan kasih sayang kepada kita. Bahkan sampai sekarang kasih sayangnya tiada terkira. Subhanallah, betapa mulia jasa kedua orangtua kita!
Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”
“Ibumu,” jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.
“Lalu siapa, wahai Nabi?”
“Ayahmu.”

Karena itulah, barangsiapa yang durhaka kepada kedua orangtua, niscaya Allah akan menurunkan siksa dan neraka balasannya. Panasnya, duuuuh…. Minta ampun! Pokoknya puanas banget, ratusan kali lipat panasnya dari api di bumi ini. Nah, sebagai generasi shalih dan shalihah, marilah kita berbakti kepada kedua orangtua dan senantiasa berdoa untuk mereka:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di kala aku masih kecil.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Billahit-taufiq wal hidayah..
واَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّهِ وَ بَرَكَاتُهُ 



  2.  Keutamaan Bulan Ramadhan
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّهِ وَ بَرَكَاتُهُ
حَمْدًا وَ شُكْرًا لِلّهِ , صَلاَةً وَ سَلاَمًا دَائِمَيْنِ عَلَى رَسُوْلِ اللّهِ , أَمَّا بَعْد.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, hari ini kita sudah mendekati penghujung Sya’ban. Itu artinya, bulan Ramadhan akan segera tiba. Tentu kita senang menyambutnya, karena Ramadhan adalah bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Muslim sedunia.
Berbicara tentang Ramadhan, Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183:
Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa puasa Ramadhan wajib hukumnya. Barangsiapa tidak mau berpuasa, maka Allah akan membalasnya dengan siksa dan neraka.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, tahukah Anda bahwa Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Puasa Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu. Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya. Karena itulah, pada bulan Ramadhan nanti, marilah kita berpuasa dan memperbanyak amal ibadah kepada Allah Ta’ala.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Allah, kita harus tahu bahwa berpuasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi yang lebih penting adalah menahan diri dari godaan hawa nafsu. Katanya puasa, e… setiap hari sukanya marah-marah! Katanya puasa, e… malah nyolong ayam tetangga! Ini nih yang bahaya, sebab Nabi telah bersabda, “Betapa banyak orang berpuasa, tetapi tidak ada yang diperolehnya kecuali hanya lapar dan dahaga.”
Sayang sekali kalau puasa kita sia-sia, tidak mendapatkan pahala tetapi hanya lapar dan haus yang kita rasa. Untuk itu, marilah kita luruskan niat berpuasa semata-mata karena Allah Ta’ala, dengan menjauhi segala larangan-Nya dan memperbanyak amal ibadah kepada-Nya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّهِ تَعَالَى
“Saya berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan puasa Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Demikian yang dapat saya sampaikan. Meski singkat, semoga bermanfaat. Pak Haji beli durian, mohon maaf bila ada kesalahan. Billahit-taufiq wal hidayah..
واَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللّهِ وَ بَرَكَاتُهُ




3.    ADAB KEPADA IBU BAPAK



اَلْحَمْدُ لِله, وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ, لَا حَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ, اَمَّابَعْدَه.
Saudaraku ... Sudahkah kita berbakti kepada orang tua dengan benar.....? Mungkin kalau kita yang menjawab, kita telah berbakti. Eh. Ternyata masih amat jauh dari yang dikatakan berbakti.
Ibu bapak adalah orang yang telah merawat kita, mulai ketika masih di dalam kandungan sampai sekarang. Betul apa betul..! Untuk itu sudah sepantasnyalah kita berbakti kepada mereka. Alloh telah memerintahkan dalam (QS. Al ‘Ankabut ayat: 8)
 وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا > اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِبِسْمِ
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya.”
Adab kepada orang tua diantaranya yang pertama yaitu: mendahulukan orang tua dari diri kita. Ada kisah di dalam al-qur’an. Ada tiga orang terjebak di dalam gua. Ketika dia di dalam gua tiba-tiba pintu gua ambruk, bruk. Mulut gua pun tertutup rapat. Salah satu dari ketiga orang tadi bertawassul . “Ya Alloh, saya telah berbuat baik kepada Ibu bapakku, setiap hari saya memberikan susu untuk ibu bapakku. Ya Alloh, tolonglah kami dari bencana ini” akhirnya ketiga orang tadi dapat terselamatkan dan keluar dari gua. Itulah salah satu fadilah berbuat baik kepada orang tua.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى. سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ وَاَلِهِ (-) عَدَدمًا فِى عِلْمِ اللهِ صَلَةً. دَئِمَةً بِدَوَمِ مُلْكِ اللهِ
لِلْاَبِ وَالْاُمِ حُقُوْقٌ وَجِبُ. اَنْتَ مِنَ الْاَنَ بِهَا مُطَلَبُ (-) اِنَّا دَيَاكَ فَسْرِعُ مُلَبِّيًا. وَاَقْبِلُ خَاطَبَاكَ مُصْغِيًا
Yang kedua, jangan mencela dan yang menyebabkan orang tua tercela. Apa sih yang menyebabkan orang tua tercela ! Misalnya ada anak sebut saja Dumpret namanya. Ketika orang-orang sedang sholat di dalam masjid, Dumpret pura-pura ikut sholat, pas dibelakang imam. Perasaan imam pun sudah was-was,”jangan-jangan si Dumpret mau jail lagi nih”. Allohu akbar. Pada saat imam ruku’, Dumpret berjalan ke depan dan naik dilehernya imam. Sang imam pun bingung, mau bangkit nanti Dumpret jatuh dan nangis, mau sujud terus tajut dikira mainan kuda-kudaan. Yang lebih parah lagi Dumpret kencing lagi. Na’udubillahimin...dalik. kalau seperti ini kejadiannya coba siapa yang malu..? siapa yang malu..? pasti orang ...tuanya.
     Untuk itu saya mengajak ayo kita mulyakan orang tua ! siap untuk membahagiakan orang tua ..? hidup ibu....! hidup bapak..! aku punya pantun, begini
Kalau teman kepingin makan tomat
Bacalah bismilah terlebih dahulu
Kalau ingin dunia akhirat selamat
Berbaktilah kepada ibu bapak dulu

Sekian dulu dari saya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan saya. Fastabiqul khoirot